Membongkar Kejahatan: Modus Operandi Mafia Solar Subsidi yang Beragam
Mafia solar subsidi di Indonesia beroperasi dengan modus operandi yang sangat beragam dan terus berkembang, membuat penindakannya menjadi tantangan serius. Mulai dari memodifikasi tangki kendaraan, menggunakan barcode MyPertamina bodong, melakukan pengisian berulang-ulang di SPBU, hingga menampung solar subsidi di gudang-gudang penimbunan. Keberagaman modus operandi ini menunjukkan betapa liciknya para pelaku dalam meraup keuntungan haram dari subsidi negara, dan kerugian negara terus bertambah.
Salah satu modus operandi yang paling umum adalah memodifikasi tangki bahan bakar kendaraan, terutama truk. Tangki bawaan kendaraan diperbesar kapasitasnya atau ditambahkan tangki rahasia di bagian lain. Dengan cara ini, mereka dapat mengisi solar subsidi dalam jumlah jauh lebih besar dari yang diizinkan, lalu menjualnya kembali dengan harga non-subsidi, mendapatkan keuntungan besar secara ilegal.
Penggunaan barcode MyPertamina bodong atau palsu juga menjadi modus operandi baru yang terdeteksi. Pelaku membuat barcode palsu atau meminjam identitas orang lain untuk mengisi solar subsidi berulang kali. Ini memanfaatkan sistem digital yang seharusnya membatasi pembelian, namun celah ini dimanfaatkan untuk penyelewengan, menyalahgunakan fasilitas digital pemerintah.
Selain itu, modus operandi pengisian berulang-ulang di SPBU juga masih sering terjadi. Para sopir truk atau kendaraan lain yang terafiliasi dengan mafia akan bolak-balik mengisi solar subsidi dalam waktu singkat di satu atau beberapa SPBU berbeda. Meskipun volume per pengisian kecil, akumulasi dari pengisian berulang ini menghasilkan jumlah yang signifikan.
Solar subsidi yang berhasil diselewengkan kemudian ditampung di gudang-gudang penimbunan ilegal. Gudang-gudang ini seringkali berada di lokasi terpencil atau disamarkan sebagai tempat usaha lain untuk menghindari deteksi aparat. Di sinilah solar subsidi disimpan sebelum didistribusikan ke pembeli industri atau pihak yang tidak berhak, memastikan kelancaran distribusi ilegal.
Keberagaman modus operandi ini menunjukkan adaptasi mafia solar terhadap upaya penindakan pemerintah. Mereka terus mencari celah dan cara baru untuk mengakali sistem. Ini menuntut aparat penegak hukum dan Pertamina untuk terus meningkatkan pengawasan dan inovasi dalam sistem distribusi bahan bakar.
Dampak dari modus operandi ini sangat merugikan, menyebabkan kelangkaan solar subsidi bagi sektor-sektor vital seperti pertanian dan perikanan, serta menimbulkan kerugian besar bagi keuangan negara. Upaya pemberantasan harus dilakukan secara holistik.